Title : Psychopath Chap 1
Author : @hervhy_jung
Cast : – Baek Soo Kyung
- Jung Taek Woon as Leo
- Kim Won Shik as Ravi
- Lee Eun Ji (OC)
- OC
Genre : Death Fic, hurt, sad, romance, thirller
Length : Chaptered
Rating : PG-16+
Summery : “Kebahagiaan seseorang tidak diatur oleh apa yang mereka punya. Karna pada akhirnya kesengsaraan akan menjatuhkan kebahagiaan tersebut. Dan juga kebahagian tidak akan pernah bisa dibeli dengan materi yang kita miliki. Terlebih tentang keabadian hidup, karna kita mati tidak membawa keabadian melainkan kepahitan hidup lah yang kita bawa.”
Chapter 1
(Midnight)
Seoul, 25 Januari 2013
_12.00 PM_
Jalanan kota Seoul yang begitu sepi, ya siapa yang akan berjalan-jalan tengah malam seperti ini. Ditambah hawa dingin mencekam, tapi tidak disangka seorang yeoja tengah berjalan sendiri tanpa ada rasa ketakutan dalam dirinya. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku mantelnya, lehernya terbalut syal rajut berwarna merah darah. Rambut tergerai panjang, dan juga tubuh tinggi mampainya.
Entah apa yang membuatnya tidak merasa takut sama sekali. Gadis itu akhirnya menghentikan langkahnya disebuah rumah kecil, dengan pagar besi bercat putih susu. Yeoja tersebut membuka gembok pintu dengan cepat. Setelah itu ia mempercepat langkah kakinya menuju kedalam rumahnya.
_07.00 AM_
@Kyunghee University
Kyunghee University, pagi ini sudah dihebohkan dengan sebuah berita mengenai seorang siswi yang meninggal dunia di dekat sungai Han. Seorang yeoja tengah berjalan melalui koridor sekolahnya menuju ruang kelas yang terdapat dilantai tiga.
“Ya, Baek Soo Kyung.” Teriak seorang namja. Yeoja yang bernama Baek Soo Kyung itu pun menolehkan kepalanya menuju sumber suara. Namja itu mengatur nafasnya saat sudah berada didekat Soo Kyung. Tampak sekali bahwa ia baru saja melakukan olahraga pagi, yaitu berlarian menuju koridor sekolah yang cukup luas.
“Kau sudah mendengar tentang berita meninggalnya Park Shin Ra?” Tanya namja tersebut, nafasnya belum kembali normal.
“Aku tahu.” Jawab Soo Kyung. Kemudian ia berjalan mendahului namja tersebut, sepertinya Soo Kyung menyembunyikan sesuatu hal yang sangat ia rahasiakan dimana tidak ada orang yang mengetahuinya.
Ya, Kyunghee University sebuah sekolah yang dimana para muridnya cukup begitu pandai. Berturut-turut Kyunghee menjadi juara dalam kategori sekolah terbaik dan juga prestasi yang membanggakan. Tapi bagi yeoja yang sedang duduk dibangkunya saat ini, prestasi dan juga reputasi bukanlah apa-apa bagi dirinya. Karna dengan adanya dua macam hal tersebut, manusia akan menjadi sangat tinggi hati. Bahkan mereka akan mengolok-olok temannya mereka yang kurang mampu dalam hal tersebut. Tapi, ketahuliah bahwa kehidupan akan segera berbalik terbanding.
“Ya, Soo Kyung-ah. Kenapa kau meninggalkanku?” Tanya namja yang memanggil Soo Kyung di koridor kelas.
“Bukankah kau sudah hafal jalannya Kim Won Shik?” Bukannya menjawab. Tapi Soo Kyung malah berbalik bertanya kepada namja yang bernama Kim Won Shik atau biasa dipanggil dengan sebutan nama Ravi itu. Ravi hanya menghela nafasnya pasrah, ya ia sudah hafal betul setiap ucapan yang akan dilontarkan oleh Soo Kyung.
“Ya, aku memang tahu. Tapi tidak bisakah kau menunggu ku?” Tanya Ravi lagi. Ya, sejak awal masuk kelas. Ravi sudah terpikat oleh Soo Kyung, meski demikian Soo Kyung tidak pernah merespon Ravi. Karna sifatnya yang tidak terlalu suka dengan pergaulan.
“Anni, bisakah kau kembali ketempat duduk mu sekarang Kim Won Shik!” Ucap Soo Kyung dengan nada suara yang sedikit dingin. Tapi, tidak akan pernah mempan untuk Ravi. Ravi membalikkan tubuhnya, ia berjalan kearah bangkunya yang terletak di kursi nomor 2 dari depan.
Bel pelajaran pertamapun sudah berbunyi, Park Seonsaengnim menjelaskan mata pelajaran Biologi. Yang bisa dibilang cukup membosankan, Soo Kyung. Sedari tadi ia hanya menatap buku yang ada didepannya dengan tatapan kosong. Bahkan ia tidak mendengarkan penjelasan dari Park Seonsaengnim, Soo Kyung kemudian mengambil sebuah pensil. Ia membuka buku kosongnya, dan sepertinya Soo Kyung akan membuat sebuah sketch.
Hanya butuh waktu lima menit Soo Kyung membuat sebuah sketsa wajah. Setelah merasa puas dengan apa yang baru saja ia gambar. Soo Kyung menarik ujung bibirnya, hingga membentuk sebuah smirk. Sepertinya Soo Kyung merencanakan sesuatu hal. Hal yang tidak akan pernah diketahui oleh siapapun.
***
Bel istirahat baru saja berbunyi, Ravi berjalan mendekat kearah bangku Soo Kyung. Yang sepertinya Soo Kyung sedang sibuk dengan dunianya.
“Yaa, tidak kah kau ingin pergi ke kantin?” Tanya Ravi sedikit ragu. Soo Kyung menatap dingin kearah Ravi. Dan Ravi pun sudah tahu apa artinya tatapan tersebut.
“Arraseo, arraseo. Aku tidak akan mengajakmu.” Ucap Ravi kemudian, setelah itu ia berjalan meninggalkan Soo Kyung yang masih terduduk di kursinya. Ya, Soo Kyung tipikal orang yang menyendiri, teman-teman satu kelasnya tidak ada yang mau berteman dengannya. Entah karna wajah Soo Kyung yang terlihat menyeramkan atau karna hal yang lain. Tapi, Soo Kyung sudah terbiasa dengan hidupnya yang sendiri tersebut.
Setelah kepergian Ravi, Soo Kyung beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan menuju rooftop, yang sudah menjadi tempat favoritnya semenjak ia masuk perguruan tinggi. Kakinya sudah mencapai pintu rooftop, ia segera menuju sebuah tempat duduk. Yang entah mungkin sengaja diletakkan disana. Soo Kyung mengambil sebuah kertas dalam balik saku blezernya, kertas yang berisikan sebuah sketsa yang baru ia gambar tadi.
Ujung bibirnya tertarik, membuat sebuah senyum smirk devil. Setelah itu ia mengambil korek api, dan membakar kertas bersketch tersebut.
“Hidupmu akan berakhir nanti malam Lee Mi Ra.” Ucap Soo Kyung, tatapan matanya berubah menjadi sangat tajam. Bahkan senyum smirk tak pernah luntur dari bibir pinknya itu. Setelah membakar kertas tersebut, Soo Kyung beranjak dari tempat itu. Ia takut jika Ravi akan mencarinya kemari. Karna Ravi juga tahu jika tempat ini, adalah tempat favorit Soo Kyung.
***
Ya, malam berganti begitu cepat. Entah mengapa hawa malam ini begitu mencekam, terlihat seorang gadis tengah mengendarai mobilnya. Tapi, tiba-tiba saja ban mobilnya pecah. Dan membuat gadis tersebut merutuki nasibnya malam ini.
“Aish, kenapa disaat seperti ini ban mobilku harus bocor?” Umpat gadis tersebut, ia keluar dari dalam mobil. Ingin melihat kondisi ban mobilnya, bukan hanya satu ban mobil tapi dua ban mobil bagian depan sama-sama bocor.
“Aish, ditempat seperti ini apa ada tempat tambal ban?” Tanya gadis itu, tepatnya pada dirinya sendiri. Ia merogoh saku celananya, untuk mengambil sebuah benda persegi panjang yang tak lain adalah handphone.
“Wae? Kenapa hari ini aku sial sekali. Kenapa disaat seperti ini handphone ku harus mati. Lalu aku harus bagaimana?” Gadis tersebut berkali-kali merutuki nasibnya, ia bingung harus berbuat apa. Karna saat itu tak ada segelintir orangpun yang melewati jalan tersebut. Matanya mulai berkaca-kaca, ia ingin menangis kali ini.
Disisi lain, Soo Kyung sedang berdiri dibalik pohon dengan pakaiannya yang serba hitam. Ia tersenyum, meskipun senyumannya tak terlihat karna saat ini ia sedang memakai masker. Matanya tak henti-hentinya mengamati seorang gadis yang tengah berdiri kebingungan. Soo Kyung berjalan pelan kearah gadis tersebut, ia sudah menyiapkan sebuah sapu tangan yang tentunya sudah diberi obat bius. Setelah merasa dekat, Soo Kyung membekap hidung gadis tersebut. Dan beberapa detik kemudian gadis tersebut pingsan, Soo Kyung menyeret gadis itu menuju hutan. Setelah merasa jauh dari jalan raya, Soo Kyung mulai dengan aksinya, ia mengeluarkan beberapa alat.
“Kau tau, kenapa aku ingin membunuhmu?” Tanya Soo Kyung pada gadis yang tengah tertidur itu. Yang tak lain adalah Lee Mi Ra, Soo Kyung mulai menyayat lengan Mi Ra.
“Ya, karna beberapa alasan aku ingin membunuh mu, Lee Mi Ra. Wajah mu begitu cantik, tapi sepertinya akan lebih cantik jika sedikit diberi beberapa polesan. Dan aku akan membuat lebih cantik dari pada sebelumnya.” Soo Kyung mulai menyayat wajah Mi Ra, darah segar mulai keluar dari wajah Lee Mi Ra. Tangan Soo Kyung tak henti-hentinya memberi polesan pada wajah Mi Ra, setelah itu ia menyobek mulut Mi Ra sampai menyentuh bagian telinganya.
“Kau sudah cantik Mi Ra-ssi.” Lagi -lagi smirk devil muncul dibalik masker hitam yang dipakai oleh Soo Kyung. Setelah selesai dengan bagian wajah, ia mengambil sebuah pisau yang sedikit lebih besar. Soo Kyung menancapkan mata pisau itu tepat dijantung Mi Ra. Hingga Mi Ra tak bernyawa lagi.
“Sayang sekali, kau memiliki wajah cantik. Tapi hidupmu sangat sedikit.” Ucap Soo Kyung. Ia beranjak dari posisinya, dan meninggalkan jasad Lee Mi Ra yang tergeletak tak bernyawa itu.
***
Soo Kyung berjalan begitu cepat, ia harus cepat-cepat sampai dirumahnya dan segera membersihkan dirinya. Saat ia sampai digang menuju rumahnya, tiba-tiba saja seorang laki-laki bertubuh tinggi menghadang langkahnya. Reflek, Soo Kyung menghentikan langkahnya dan menatap kearah laki-laki yang sudah menghalangi jalannya itu.
“Chogiyo, bisakah kau tidak menghalangi jalanku?” Tanya Soo Kyung dengan nada yang terdengar begitu dingin. Ia sedikit lebih menerawang ingin melihat wajah namja bertubuh tinggi itu dengan penerangan yang tak cukup baik. Soo Kyung sempat tergakum dengan wajah namja tersebut, wajah dengan rahang yang begitu kuat, hidung mancungnya, mata sipitnya, dan juga rambut blodenya.
“Kenapa malam-malam begini masih ada gadis yang berkeliaran?” Bukannya menjawab pertanyaan Soo Kyung, laki-laki itu malah balik bertanya.
Soo Kyung mencoba menerobos laki-laki tersebut, namun sayangnya laki-laki itu selalu menghalangi jalan Soo Kyung.
“Hyakk, bisa kah kau minggir.” Emosi Soo Kyung mulai memuncak, bahkan ia berbicara formal pada laki-laki yang tak ia kenal sama sekali.
“Woah, kau pemarah sekali.” Ucap laki-laki tersebut. Saat ini Soo Kyung sudah kehilangan kesabarannya, tangannya yang sedari tadi berada dalam saku jaketnya akhirnya ia keluarkan. Soo Kyung memukul namja tersebut, dan terlihat sudut bibirnya berdarah. Setelah itu Soo Kyung berlari menjauhi namja tersebut, sebelum Soo Kyung benar-benar akan membunuhnya.
Dengan nafas yang begitu memburuh, Soo Kyung membuka pintu rumahnya secara paksa. Ia membuka maskernya, dan melemparnya kesembarang tempat, Soo Kyung berjalan kearah kamar mandi, ia ingin membersihkan dirinya.
“Namja menyebalkan, bisa-bisanya dia menghalangi langkahku. Untung saja aku masih bermurah hati, kalau tidak sudah ku bunuh tadi.” Gerutu Soo Kyung, ia membersihkan sisa darah yang menempel ditangannya. Setelah itu ia membasuh wajahnya yang terlihat sedikit lelah.
Dengan langkah gontai Soo Kyung berjalan menuju kamarnya, ia benar-benar lelah hari ini. Sampai-sampai Soo Kyung sudah terlelap saat ia baru saja mendaratkan dirinya diatas kasur empuknya.
***
mungkin ceritanya radak gj, dan mungkin juga terlalu sedikit. ya karna saya nggak mau buat yang panjang-panjang. bagi reader yang budiman tolong RCL nya ya, chapter 2 masih dalam proses pengerjaan, mohon do’anya supaya segera dirilis.